Sabtu, 05 April 2014

makalah tektonisme


TEKTONISME









Disusun oleh
Dimas Sutrisno
X IPA4
11



PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang di maksud lipatan adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal yang menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan adalah permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah. Ada dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah luas. Ada dua Epirogenesa:
1.      Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan
kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat naik.
2.      Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan
kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat turun.
Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi
wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan
(Warping, lipatan (Folding, patahan (Faulting) dan retakan (Jointing). Serta salah
satu contoh hasil Orogenesa adalah deretan Pegunungan Mediterania.












PEMBAHASAN
Tektonisme (Diastropisme)
Proses tektonisme bisa disamakan dengan dislokasi yang berarti disertai dengan perubahan letak lapisan kulit Bumi dari kedudukan semula. Perubahan ini bisa secara vertikal maupun horizontal. Tektonisme berpengaruh pada wilayah yang luas. Berdasarkan kecepatan gerakan dan luas wilayah yang terkena pengaruh, tektonisme dibedakan menjadi dua.
Gerak Epirogenesa
Gerak inilah yang membentuk benua. Gerakan ini berlangsung dengan sangat pelan sehingga kadang tidak kita rasakan. Gerakan ini meliputi wilayah luas dan tanda-tandanya dapat dilihat dari adanya perubahan garis pantai. Gerakan ini dibedakan menjadi epirogenesa positif dan negatif. Epirogenesa positif ditandai dengan adanya kenaikan permukaan air laut sehingga garis pantai pindah ke daratan karena daratan mengalami penurunan. Sementara itu, epirogenesa negatif ditandai dengan permukaan air laut yang menurun. Salah satu tandanya adalah pantai yang berteras karena mengalami kenaikanatau pengangkatan berulang kali.

Gerak Orogenesa
Gerakan ini merupakan gerakan pembentuk pegunungan lipatan maupun
patahan. Terjadi dalam waktu yang relatif lebih singkat dan daerah yang lebih sempit.
Lipatan
Lipatan terjadi ketika dua lempeng kerak Bumi yang saling berhadapan bertabrakan. Lapisan batuan pada kerak Bumi mendapat tekanan hebat yang menyebabkan pelipatan lapisan batuan. Proses pelipatan lapisan batuan ini merupakan awal pembentukan pegunungan lipatan. Contohnya pembentukan pegunungan lipatan Himalaya. Terlipatnya lapisan batuan ini dapat mendorong terbentuknya perbukitan (antiklinal) dan lembah (sinklinal). Dalam suatu wilayah yang luas terkadang juga dapat dijumpai deretan antiklinal secara berulang-ulang (antiklinorium) maupun rangkaian sinklinal (sinklinorium).Tekanan dengan tingkat tenaga yang berlainan pada lapisan batuan dapat membentuk lipatan yang berbeda.
Patahan
Tekanan dalam Bumi menyebabkan patahan jika bekerja pada lapisan batuan yang tidak elastis atau keras. Akibatnya, kerak Bumi retak kemudian patah. Di patahan ini ada bagian yang turun disebut graben (slenk). Contohnya graben Semangko di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, Sumatra. Kadang graben sangat dalam yang disebut ngarai. Contohnya Ngarai Sianok di Sumatra Barat. Jika graben itu terisi air dan menggenang akan menciptakan sebuah danau. Misalnya, Danau Toba di Sumatra Utara dan Danau Tempe di Sulawesi Selatan.
Sementara itu, lapisan tanah yang terangkat disebut horst yang menghasilkan kenampakan sebuah plato (dataran tinggi). Contohnya Plato Dieng di Jawa Tengah dan Plato Wonosari di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lempeng-lempeng tektonik di bumi barulah dipetakan pada paruh kedua abad ke-20. Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik  divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
Jenis-jenis batas lempeng
Tiga jenis batas lempeng (plate boundary).
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut merupakan:
1.         Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yangberlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini merupakan Sesar San Andreas di California.
2.      Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif merupakan contoh batas divergen.
3.      Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua
lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc).

Kekuatan penggerak pergerakan lempeng
Pergerakan lempeng tektonik bisa terjadi karena kepadatan relatif litosfer samudera dan karakter astenosfer yang relatif lemah. Pelepasan panas dari mantel telah didapati sebagai sumber asli dari energi yang menggerakkan tektonik lempeng. Pandangan yang disetujui sekarang, meskipun masih cukup diperdebatkan, merupakan bahwa kelebihan kepadatan litosfer samudera yang membuatnya menyusup ke bawah di zona subduksi merupakan sumber terkuat pergerakan lempeng. Pada waktu pembentukannya di mid ocean ridge, litosfer samudera pada mulanya memiliki kepadatan yang lebih rendah dari astenosfer di sekitarnya, tetapi kepadatan ini meningkat seiring dengan penuaan karena
terjadinya pendinginan dan penebalan.
Besarnya kepadatan litosfer yang lama relatif terhadap astenosfer di bawahnya memungkinkan terjadinya penyusupan ke mantel yang dalam di zona subduksi sehingga menjadi sumber sebagian besar kekuatan penggerak pergerakan lempeng. Kelemahan astenosfer memungkinkan lempeng untuk bergerak secara mudah menuju ke arah zona subduksi. Meskipun subduksi dipercaya sebagai kekuatan terkuat penggerak pergerakan lempeng, masih ada gaya penggerak lain yang dibuktikan dengan adanya lempeng seperti lempeng Amerika Utara, juga lempeng Eurasia yang bergerak tetapi tidak mengalami subduksi di manapun. Sumber penggerak ini masih menjadi topik penelitian intensif dan diskusi di kalangan ilmuwan ilmu bumi. Pencitraan dua dan tiga dimensi interior bumi (tomografi seismik) menunjukkan adanya distribusi kepadatan yang heterogen secara lateral di seluruh mantel.
Variasi dalam kepadatan ini bisa bersifat material (dari kimia batuan), mineral (dari variasi struktur mineral), atau termal (melalui ekspansi dan kontraksi termal dari energi panas). Manifestasi dari keheterogenan kepadatan secara lateral merupakan konveksi mantel dari gaya apung (buoyancy forces) Bagaimana konveksi mantel berhubungan secara langsung dan tidak dengan pergerakan planet masih menjadi bidang yang sedang dipelajari dan dibincangkan dalam geodinamika. Dengan satu atau lain cara, energi ini harus dipindahkan ke litosfer supaya lempeng tektonik bisa bergerak. Ada dua jenis gaya yang utama dalam pengaruhnya ke pergerakan planet, yaitu friksi dan gravitasi.



















PENUTUP

Kesimpulan
Tektonisme merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada
kulit bumi serta pada batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang
mempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa dan
epirogenesa. Gerak orogenesa merupakan gerakan tenaga endogen yang relatif
cepat dan meliputi daerah yang relatif sempit. Gerak orogenetik menyebabkan
adanya tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilah
peristiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan maupun patahan. Contohnya
terbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik.